Dukung Penderita Kusta dan OYPMK Mandiri secara Ekonomi

Sumber Gambar: www jatengprov.go

 

 

Kusta adalah penyakit yang tidak mudah menular. Namun faktanya penyakit ini begitu ditakuti karena stigma negatif yang telah terbentuk di kalangan masyarakat. Kusta bisa menyebabkan kecacatan bagi penderitanya, hal inilah yang kemudian membangun opini masyarakat bahwa kusta sangat berbahaya dan sangat mudah menular.

Buruknya stigma tersebut bukan hanya dialami oleh orang-orang yang sedang berjuang karena mengidap kusta, namun juga kepada Orang Yang Pernah Mengalami Kusta  (OYPMK). Ya, meskipun telah dinyatakan sembuh dari kusta, OYPMK masih mengalami perlakukan diskriminatif. OYPMK pada umumnya mengalami ketidaksempurnaan secara fisik, di sinilah perjuangan ekstra harus dilakukan. Di satu sisi mereka harus tetap menjalani hidup dengan bekerja, di sisi lain beratnya kenyataan hidup mulai dari kondisi fisik, perlakukan sesama, serta minimnya lapangan pekerjaan yang layak bagi penyandang disabilitas di negeri ini masih sangat memprihatinkan.

Para penderita kusta dan OYPMK sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat luas. Agar kehidupan mereka lebih layak apalagi jika mereka telah berkeluarga dan menjadi tumpuan bagi keluarga mereka.

 

Relasi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Kusta

Sumber Gambar: www.antaranews.com

 
 

Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.  Orang-orang yang terkena kusta pada umumnya adalah mereka yang tinggal di daerah  dengan kondisi yang buruk, seperti rumah dan tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk. Dari gambaran ini dapat dikatakan bahwa kusta akan lebih mudah berkembang pada daerah yang kumuh. Tingkat ekonomi menjadi salah satu faktor berkembangnya kusta. Kusta lebih rentan terjadi pada penduduk dengan ekonomi lemah dibanding penduduk dengan tingkat ekonomi tinggi.

Rentannya masyarakat dengan tingkat ekonomi lemah lebih mudah terkena kusta juga akan berdampak pada tingkat kesembuhan kusta itu sendiri. Penderita kusta dengan ekonomi yang baik akan lebih mudah sembuh total dibandingkan dengan masyarakat dengan ekonomi lemah. Mengapa demikian? Minimnya informasi, buruknya edukasi, lingkungan yang tidak sehat membuat para penderita kusta dengan tingkat ekonomi lemah kesulitan untuk cepat sembuh secara total. Sedangkan pada keluarga yang mapan, mereka akan lebih sigap melakukan langkah pengobatan apabila ada anggota keluarga yang terkena kusta. Meski pelayanan kesehatan bagi penderita kusta gratis dan dijamin oleh pemerintah, namun edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat sangat diperlukan. Hal ini penting jika sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang terkena kusta, keluarga bisa memberi dukungan moral dan segera membawa penderita untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sampai tuntas.

 

Masalah Sosial dan Ekonomi bagi Penderita Kusta dan OYPMK

Sumber Gambar: www.beritasatu.com

Selama ini penderita kusta dan OYPMK di samping melawan penyakitnya, juga berjuang melawan stigma negatif. Bisa dibayangkan betapa berat kondisi fisik dan mental mereka. Secara mental para penderita kusta dan OYPMK sangat memerlukan dukungan moral baik dari keluarga maupun dari masyarakat setempat.

Perlakukan diskriminatif akan ketakutan masyarakat pada penyakit ini, tentu akan memengaruhi mental mereka. Dengan kondisi fisik yang rentan mengalami kecacatan akan membuat para penderita kusta dan OYPMK mengalami depresi, mengucilkan diri, bahkan memiliki keinginan untuk bunuh diri. Parahnya lagi jika perlakuan buruk justru datang dari pihak keluarga, karena mereka tidak ingin diasingkan oleh lingkungan sekitar. Mereka menganggap anggota keluarga yang terkena kusta adalah aib, sehingga lebih baik diusir dari rumah.

Penderita cacat kusta dengan keadaan fisik yang terbatas memiliki akses sosial yang sempit dalam pekerjaan. Mereka kesusahan memenuhi kebutuhan keluarga dengan kondisi fisiknya, bahkan sulitnya lapangan pekerjaan bagi OYPMK, nantinya akan menimbulkan permasalahan baru bagi wajah kemiskinan di Indonesia.

Tidak adanya bekal keterampilan, kondisi fisik yang terbatas, serta pelakuan diskriminatif memaksa para OYPMK untuk menjalani hidup sebagai pengemis, pemulung, bahkan gelandangan. Sulitnya mencari pekerjaan, kesulitan mencari jodoh, dan penolakan masyarakat harus membuka mata batin kita untuk lebih memanusiakan manusia. Sulitnya akses ekonomi dan tekanan psikologis bagi penderita kusta tidak memandang gender dan usia. Bagi perempuan penderita kusta dan OYPMK, mereka akan kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu dalam keluarga. Sebagian dari perempuan penderita kusta  yang sebelumnya membantu ekonomi suami, tidak dapat berbuat banyak atas kondisi yang mereka alami.

 

Pemberdayaan OYPMK dalam Memenuhi Kebutuhan Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhannya, OYPMK tidak hanya menggantungkan pada bantuan pemerintah, yayasan, atau donatur saja. Bagi Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) selayaknya mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas sosial, dan dinas kesehatan setempat agar mereka bisa mandiri. Berbagai upaya dapat dilakukan bagi OYPMK menata kembali kehidupannya

1. Rehabilitasi Sosial

Sumber Gambar: www.kitabisa.com

Di Indonesia terdapat kampung khusus atau rumah sakit khusus bagi penderita kusta dan OYPMK. Seperti di Desa Kedungjambe (Jawa Timur), Rumah Sakit Kusta Donorojo (Jepara), Kompleks Penderita Kusta Jongaya (Kota Makassar), dan sebagainya. Penambahan tempat rehabilitasi kusta akan bermanfaat bagi penderita kusta untuk sembuh dan bagaimana menghadapi kehidupan mereka setelah dinyatakan sembuh. Selain itu tempat-tempat rehabilitasi tersebut juga harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah baik  dalam hal anggaran, pelayanan kesehatan, peningkatan tenaga medis, dan program pelatihan keterampilan kerja yang akan membekali mereka saat sembuh nanti.

 

2. Pelatihan dan Pemberdayaan

Sumber Gambar: www.malang-post.com

 

Pelatihan dan pemberdayaan sangat penting bagi penderita kusta maupun yang sudah dinyatakan sembuh. Pemberdayaan bisa dilakukan dengan pelatihan keterampilan, pelatihan wirausaha, pelatihan bercocok tanam, beternak, berdagang, menjahit, membuat makanan, dan sebagainya. Kabar baiknya dengan adanya organisasi atau yayasan di luar pemerintah yang mendukung upaya eleminasi kusta akan sangat membantu. Salah satunya adalah NLR Indonesia.

Yayasan NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nasional dan anggota Aliansi NLR, yang beroperasi di hampir 20 propinsi di Indonesia. Yayasan NLR Indonesia dibentuk pada tahun 2018 untuk melanjutkan pencapaian pemberantasan kusta yang telah dilakukan NLR sejak 1975.  Beasiswa pendidikan pascasarjana, kegiatan kesehatan masyarakat, rehabilitasi kusta, dan dukungan kepada penyandang disabilitas merupakan sebagian dari beberapa bantuan yang diberikan oleh NLR di Indonesia.

Keberadaan yayasan semacam NLR Indonesia akan sangat berdampak bagi permasalahan kusta di Indonesia. Walaupun eleminasi kusta dan problematikanya adalah tugas pemerintah, namun peran sosial dari banyak pihak akan sangat membantu.

 

3. Lapangan Pekerjaan bagi OYPMK

Sumber Gambar: www.tribunnews.com

 Persoalan lapangan pekerjaan begitu menghantui OYPMK. Mulai dari ketidaksempurnaan fisik yang akan mengganggu mereka bekerja nantinya, hilangnya rasa percaya diri merupakan konflik batin yang mereka perangi. Takut, minder, dan merasa tidak layak karena mereka menganggap masyarakat akan jijik dan menjauh, merupakan beban mental bagi OYPMK.

Minimnya lapangan pekerjaan dengan kondisi fisik tidak sempurna, bahkan berujung penolakan merupakan kenyataan pahit yang mereka hadapi. Selain pembekalan keterampilan dan ilmu, pemerintah juga selayaknya memberi kesempatan bekerja bagi para mantan penderita kusta di sektor formal. Pada lembaga pemerintah sudah kita lihat bagaimana kini pemerintah memberi kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk mendapat kursi di sektor pemerintah melalui CPNS. Semoga semangat tersebut akan terus ada bahkan di sektor-sektor formal nonpemerintah.

 

Mari Dukung OYPMK Bersosialisasi

Sumber Gambar: www.news.detik.com

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan sebagai masyarakat, baik sebagai masyarakat yang langsung berhadapan dengan kasus kusta dan sebagai masyarakat umum?

Pertama kita harus ingat bahwa kusta bukan kutukan, bukan aib, dan tidak mudah menular. Jadi jangan kita kucilkan para penderita kusta dan OYPMK. Kita harus membantu mereka untuk bersosialisasi, menumbuhkan rasa percaya diri agar mereka tidak menarik diri dari masyarakat. Dukungan masyarakat setempat sangat berarti.

Misalnya dalam kegiatan sosial di kampung, OYPMK bisa dilibatkan. Mendorong mereka untuk ikut kegiatan desa/kampung, mengikuti pertemuan RT/RW, kerja bakti, dan kegiatan lain seperti pemilu. Sebaliknya para penderita kusta dan OYPMK juga harus optimis akan ada kehidupan yang lebih baik dan jangan pernah menarik diri dari masyarakat. Mari kita bersama-sama mewujudkan Indonesia bebas kusta! Indonesia bisa!


Sumber Referensi:

https://nlrindonesia.or.id/sejarah-kami/ diakses 17 Agustus 2021

Sumber Gambar:

  1. https://jatengprov.go.id
  2. https://cdn.antaranews.com
  3. https://img.beritasatu.com
  4. https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com
  5. https://malang-post.com
  6. https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews
  7. https://awsimages.detik.net.id

#SUKA #NLRxKBR #LombaNLRxKBR
#IndonesiaBebasKusta #SuaraUntukIndonesiaBebasKusta #KBRPrime #Podcast #PodcastIndonesia #SuarauntukKusta #LombaVideo #LombaBlog #LombaPoster #LombaDesign

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENILIK KEMBALI SEJARAH DAN DINAMIKA SERIKAT BURUH DI INDONESIA